
KELOMPOKBERAT.COM - Sungai mempunyai peran yang cukup krusial dalam titik awal mula peradaban terbentuk dan menjadi sumber kehidupan bagi makhluk di sekitarnya.


Selama berabad-abad, peradaban sebuah kota telah merubah tampilan dan fungsi sebuah sungai, menjadikannya tidak hanya memiliki kontribusi signifikan untuk membantu menentukan posisi permukiman. Sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki sejarah perubahan dalam hubungan antara individu, kota dan sungai yang melintasinya, membuat Kota Banjarmasin dikenal dengan julukan Kota Seribu Sungai. Ia memiliki sekitar lebih dari 100 sungai, 40% diantaranya terdiri atas sungai besar dan kecil yang bersilangan.
.png)
Kawasan sungai Siring Sungai Martapura Banjarmasin menawarkan pengalaman yang berbeda dengan kota lainnya, dan memiliki daya tarik wisata yaitu:
1. Sungai Martapura
Sungai Martapura merupakan salah satu sungai penghubung menuju Sungai Barito dan menjadi anak dari Sungai Barito tersebut. Hulu sungai ini berada di Kota Martapura, Kabupaten Banjar dan bermuara di Kota Banjarmasin. Pada wilayah Banjarmasin, panjang sungai Martapura kurang lebih sekitar 25 kilometer dan panjang keseluruhan sepanjang 600 kilometer.
.png)
Sungai Martapura di Kota Banjarmasin nyatanya membagi kota Banjarmasin menjadi dua bagian dan seiring waktu berjalan, regulasi fungsi sungai ini terus mengalami perkembangan dimana awalnya hanya sebagai sumber daya alam menjadi sumber kehidupan.

Pemerintah Kota Banjarmasin pun tidak ingin melepas identitas lokal kota Banjarmasin yang melekat dengan sungai hingga akhirnya sungai ini beralih fungsi menjadi ruang publik, ruang rekreasi untuk budaya dan interaksi masyarakat dengan alam.
2. Maskot Bekantan
Satwa endemik khas pulau Kalimantan yang menjadi salah satu daya tarik wisata ini telah dikategorikan dalam konservasi yang terancam punah, berubah dari yang awalnya rentan.

Bekantan hidup di pinggiran hutan dekat sungai, hutan rawa gambut, hutan rawa, air tawar, hutan bakau dan kadang-kadang sampai masuk ke daerah pedalaman Borneo.

Sebagai bentuk upaya menjaga kelestarian dan pengingat bahwa mereka haruslah dilindungi keberadaannya, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan secara resmi menjadikan Bekantan sebagai maskot provinsi.
3. Menara Pandang
Bangunan terkenal di Banjarmasin yang resmi dibangun pada tahun 2014 ini telah menjadi salah satu obyek wisata yang begitu diminati wisatawan lokal maupun luar daerah. Berlokasi di pinggir sungai Martapura, Menara Pandang memiliki total empat lantai, dilengkapi dua menara di kanan dan kirinya.


Pengunjung dapat menikmati pemandangan menakjubkan sekeliling kota Banjarmasin, hamparan sungai Martapura dan kubah Masjid Raya Sabilal Muhtadin dari lantai atas Menara Pandang, serta kerlap-kerlip yang mengagumkan pada malam harinya.

4. Klenteng Soetji Nurani
Banjarmasin memiliki beragam bangunan tua yang hingga kini masih terawat, mulai dari rumah-rumah kuno, museum, hingga rumah ibadah seperti klenteng Soetji Nurani atau Sen Sen Kung yang berlokasi tidak jauh dari maskot patung Bekantan.

Meski telah dibangun sejak tahun 1889 oleh jenderal China bernama The Sin Yoe dan Ang Lin Thay saat berdagang melalui jalur laut ke Indonesia, Klenteng Soetji Nurani hingga kini masih terawat sangat baik.

Pengunjung dapat memasuki dan melihat barang-barang antik seperti patung, guci, tempat sembahyang, juga cawan-cawan yang terbuat dari kuningan.
5. Benteng Tatas (Masjid Sabilal Muhtadin)
Jika mendengar istilah benteng, kita pasti merujuk pada konteks pertahanan dan peperangan. Di masa lalu benteng memegang peranan penting dalam ranah tata ruang kota di Indonesia, bahkan ada dugaan beberapa kota di Indonesia berkembang dengan bangunan benteng sebagai sentralnya.


Benteng Tatas di Banjarmasin mulanya merupakan pusat kekuatan militer Belanda, sekelilingnya berpagar dinding kayu setinggi 3 meter yang terdiri atas balok-balok tebal.

Didalamnya terdapat bangunan-bangunan seperti asrama militer, kantor, rumah sakit dan tempat perbekalan. Tiap sudut benteng dipasang meriam besar dan dibelakangnya terdapat kuburan Belanda namun kawasan kuburan tersebut telah dipindahkan ke jalan Kamboja.

Sayangnya, keberadaan Benteng Tatas tak bisa kita lihat lagi karena bangunan peninggalannya telah dirobohkan, kemudian di atasnya dibangunlah masjid megah kebanggan masyarakat kota Banjarmasin, yakni Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Fasilitas pariwisata lainnya yang termasuk dalam kebutuhan utama seperti ketersediaan sarana olahraga dan rumah makan di sekitar kawasan wisata Siring Sungai Martapura. Salah satu rumah makan yang cukup populer didatangi oleh wisatawan ialah Rumah Makan Pondok Bahari yang lokasinya cukup dekat dengan kawasan utama wisata dan buka 24 jam. Selain itu, ada pula Taher Square yang merupakan kawasan untuk beberapa usaha food & beverages, lokasinya tepat berseberangan dengan maskot patung Bekantan.

Ketersediaan tempat sampah juga menjadi fasilitas utama kawasan wisata Siring, telah tersedia sekitar 162 tempat sampah namun karena jarak antar tempat sampah berjauhan membuat kesadaran diri sebagian pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya minim dan berakibat pada banyaknya sampah yang berserakan.

Fasilitas lain yang juga perlu peningkatan seperti posko kesehatan dan keamanan seharusnya ditambah lagi kuantitasnya mengingat angka pencurian yang terjadi di sekitar kawasan Siring Sungai Martapura cukup tinggi. maka dari itu kita sebagai masyarakat Banjarmasin harus peduli terhadap kebersihan siring dan tidak hanya di siring karena untuk menjaga dan menghidupkan pariwisata yang ada di Banjarmasin agar lebih indah agar Banjarmasin dilirik turis internasional.
---------------------
Author : Muhammad Taqyudin Zuwardi
Editor : Hikmah
0Komentar